Dalam kesempatan berlibur ke Bali, pantai pertama yang saya kunjungi adalah pantai yang terletak melalui Discovery Shopping Mall, merupakan mall dengan arsitektur terbuka dan nyambung dengan pantai. Alternatif yang menarik sebagai one stop shopping dan rekreasi. Letaknya di Kartika Plaza, jalan yang sudah terkenal dengan sederetan restoran dan pusat perbelanjaan, dekat dengan Kuta Center.
 |
Pemandangan dari backyard Mall Discovery. |
Pantai yang saya tidak ketahui namanya ini, memiliki air yang jernih dan bersih. Wisatawan berkumpul untuk berenang, foto-foto, dan mengabadikan sunset. Arus ombak yang tidak terlalu besar menjadikan pantai ini pilihan yang menyenangkan untuk bermain bersama teman atau keluarga.
 |
Sunset yang berhasil diabadikan |
 |
Pada sore hari komunitas shuffle danc remaja Bali beraksi di tangga :D |
Dari Discovery Mall let's move on to Dreamland. Dari yang saya kunjungi kemarin, Desember 2012, kawasan Dreamland sedang dibuat proyek untuk menjadikannya kawasan yang elit dan mewah, dilihati dari gerbang masuknya yang luas dan bersih dan pembangunan hotel-hotel besar disepanjang jalanan. Seorang teman merekomendasikan menikmati Dreamland di Klapa resort, disana kita bermain di pantai sambil duduk-duduk di cafe-nya. Untuk masuk ke Klapa Resort, per-orang diharuskan membeli voucher sebesar Rp 100.000 lebih dahulu yang dapat ditukarkan dengan makanan/minuman di dalam. Mata pun ikut dimanjakan dengan interior yang luxurious.
 |
Exterior memasuki Klapa Restaurant |
 |
Pool di depan restaurant |
 |
Exterior cafe Klapa |
 |
Interior |
Disarankan untuk berenang di laut Dreamland ini dibawah pukul 10.30 pagi karena ombak sudah sangat besar dan membuat berenang tidak nyaman. Kecuali jika Anda memiliki kemampuan berenang yang tinggi sehingga ketika ombak datang dapat berenang dibawahnya menembus terjangan. Pantai ini memang dijadikan turis sebagai ajang surfing, sehingga tidak heran ketika wisatawan lokal/asing yang ingin bermain cantik tengah melipir ke bibir pantai menghindari terjangan ombak, terlihat beberapa bule sedang asik di tengah laut entah untuk berenang atau berselancar.
 |
Pemandangan Dreamland dilihat dari Klapa Restaurant |
Dari Dreamland kita pindah ke Pantai Kuta yang sudah tersohor keindahannya di penjuru dunia - lebay. Dan ternyata ketika saya kesana memang sangat indah pada siang menjelang sore. Walaupun teriknya kota Bali ampun-ampunan namun itu tidak menghalangi saya untuk bermain-main. Bagi kamu yang ingin menikmati keindahan pemandangannya saja sambil dengerin musik atau sekedar baca novel bisa menyewa payung yang disediakan. Satu payung berisi dua kursi untuk berjemur dengan kisaran harga Rp 25.000/jam.
Begitu duduk sudah ada penduduk lokal yang menawarkan jasa kepang/rasta rambut. Ia membuka harga Rp 100.000/kepala. Tawar menawar terjadi sehingga disepakati harga Rp 60.000. Nggak lama kemudian payung mulai didatangi penjual-penjual yang menawarkan dagangannya, entah tato, handuk, atau memijat kaki.
 |
Kuku yang sedang diaplikasikan nail art. Awalnya ditawarkan harga Rp 50.000 hingga akhirnya sepakat dengan Rp 30.000 |
 |
Voila! tunggu hingga kering selama 5 menit |
 |
Foot massage. Rp 25.000 dengan durasi yang tidak tetap |
News from Kuta. Pada tahun baru 2013 sepanjang pantai Kuta dipenuhi oleh wisatawan. Mulai pada malam hari jalan ini ditutup untuk kendaraan bermotor sehingga untuk mencapai kesana dengan berjalan kaki. Lautan manusia pun mulai terlihat dengan suhu udara yang pengap sehingga tidak heran kebanyakan yang merayakan tahun baru disini berpesta dengan kaos dan celana seadanya. Hiburan yang disediakan rata-rata panggung dengan DJ dan musik yang bertempo cepat. Lagu yang rajin diputar dan mendapat sambutan meriah pada saat itu adalah Gangnam Style yang dipopulerkan oleh PSY, tentu saja.
Keesokan harinya, saya berencana untuk berjemur sambil bermain air di pantai Kuta, namun ketika datang saya membatalkan rencana tersebut karena terus terang saja melihat "hasil" perayaan tahun baru saya jadi tidak selera. Sampah plastik di sepanjang pesisir pantai, tidak terkecuali pada lautnya juga.
 |
Wake up call! |
 |
Langit pun muram melihat kejadian ini |
Tidak ada salahnya berkumpul dan berpesta pora dalam occasion tertentu, tapi saya rasa dengan membuang kotorannya sendiri tidak akan mengurangi kesenangan dalam berkumpul. Hari ini tidak jadi berenang plus saya malu pada wisatawan asing yang melihat kejadian ini di pantai Kuta, sebagai warga Indonesia saya tidak ingin dicap mental menyedihkan dengan tidak menghargai aset pariwisata negara. Sudah tidak jadi berenang, masih harus juga menghadapi kemacetan yang ampun-ampunan.
Well, happy new year everyone :D