Senin, 26 November 2012

Marriage

source: google image


                Topik yang (selalu) hangat untuk diperbincangkan apalagi di kalangan wanita yang pikirannya sejak kecil sudah terkontaminasi dengan indahnya dongeng Cinderella yang berakhir indah seiring pangeran impian datang menjemput dengan kuda putih and then they're live happily ever after. Aww.. but you know what, none of the story continues after the part of marriage has been told. We never knew maybe after married, Cinderella having seven noisy children and get fat and the prince left him for another young slim beautiful princess. Maybe.

                Di lingkungan sosialku sendiri sudah banyak teman-teman yang berencana ataupun sudah melanjutkan hidupnya ke tingkatan yang lebih serius yaitu menikah. IMHO, pernikahan seharusnya dilakukan bukan karena mengikuti trend sosial, patokan prestasi dalam hidup, melepaskan diri dari kepenatan hidup bersama orang tua, atau sekedar ingin mencoba hal yang baru. Those are a big no for a long lasting marriage dan bisa-bisa bukan 'Till death do us apart tapi malah 'Till death do us party!

               Selain siap lahir dan batin (syarat primer merencanakan pernikahan, selain sudah mempunyai pasangan terlebih dahulu, tentunya!) tidak ada salahnya mencanangkan beberapa insecure question kepada pasangan tujuannya adalah memantapkan ibadah sakral tersebut, diantara lain:

  • Do you still want to marry me if I can’t have children?
  • Will you love my parents and family as much as I do? Or better, more than I did?
  • If I’m having financial issue, will you stay with me? Will you find a way out or leaving me instead?
  • Will you promise not to leave me and taking care of me if I had a critical disease and become powerless? Such as cancer, alzheimer, parkinson, and the like.
Jangan lupa juga untuk minta petunjuk kepada Tuhan YME and always trust your hearts 'cause feeling won't lie!
Happy long living married ever after!

source: google image


Tulisan terinspirasi oleh sepenggal kalimat dari novel Norwegian Wood karya Haruki Murakami:
After three months went by, he asked me again to marry him. And this is what I said to him: "If you want to sleep with me, I don't mind. I've never slept with anybody, and I'm very fond of you, so if you want to make love to me, I don't mind at all. But marrying me is a whole different matter. If you marry me, you take on all my troubles, and they're a lot worse than you can imagine. 
He said he didn't care, that he didn't just want to sleep with me, he wanted to marry me, to share everything I had inside me."



Rabu, 14 November 2012

Muay Thai

Pada suatu kesempatan saya mengikuti kelas Muay Thai, sebuah olahraga bertinju yang tentu saja berasal dari negara bagian Asia Tenggara itu. Kalo look up dari Google kira-kira definisi yang didapat seperti ini: Muay Thai (ThaiมวยไทยRTGSMuai ThaiIPA: [mūɛj tʰāj]) is a combat sport from Thailand that uses stand-up striking along with various clinching techniques. Untuk penjelasan lebih jauhnya didapat paragraf yang mendefiniskan asal muasal kata muay thai. Muay, diambil dari bahasa sansekerta (mavya) yang berarti "untuk mengikat bersama". Muay sering juga disebut sebagai Seni Delapan Tungkai karena olahraga ini melibatkan pukulan, pukulan sikut, tendangan, dan tendangan lutut. Masing-masing kanan dan kiri.

Untuk seseorang yang mempelajari ilmu bela diri (atau olahraga?) Muay Thai ini dipanggil dengan sebutan Nak Muay (that's me!) sedangkan praktisi dari Barat disebutnya Nak Muay Farang atau artinya "petinju asing" (or... is it supposedly me?).

         Menurut saya pribadi mengikuti kelas Muay Thai cocok sebagai olahraga selingan untuk menjalani pola hidup yang sehat. Keuntungan plusnya adalah kamu bisa menerapkan therapy melampiaskan emosi. Tinju, tendang, sikut sekuatnya! Apalagi hal-hal itu juga yang dituntut oleh sang pelatih, kalau masih terasa pelan dan tidak bertenaga akan diulang lagi, digeber lagi, dan akan terus diteriaki. Kebayangkan kalo di TV-TV lagi ada masalah terus scene-nya dicampur dengan adegan yang memacu emosi diselingi oleh petinju yang nafsu banget memukuli samsak dengan hand-glove nya kemudian keringat berhamburan sehingga terjadi dramatisasi pengambilan gambar. Ya kira-kira seperti itulah.


Suasana di camp
                Pada kedatangan pertama, saya dikagetkan dengan pemanasan yang menurut saya militan, padahal sih mungkin biasa saja. Sehabis stretching, disuruh skipping selama 3 menit. Awalnya berfikir, 3 menit aja nih, ga mau lebih? Ternyata memang sotoy, saya hanya sanggup 1 menit. Capek luar biasa. Pelatih pun dengan sabar menunggui saya selesai megap-megap, tapi tetap tidak ada toleransi waktu. Saya ditunggui terus. Habis itu langsung dilanjutkan dengan sit-up dan push-up masing-masing 10x dan kemudian diulang lagi hingga 3 set. Sudah bukan panas lagi lebih tepatnya mungkin mendidih.


Teknik yang menurut saya susah untuk dipraktekan adalah left-kick (tendangan dengan kaki kiri) karena saya dapat pelatihnya pun yang menuntut hal tersebut dilakukan dengan sempurna. Kalau masih ada yang miss, terus digeber lagi hingga betul dan hitungan baru dapat dilakukan. Jadi tendangan kiri yang sempurna ini melalui beberapa step yaitu kuda-kuda dasar, skip kaki, ketika kaki kiri dibelakang saat yang bersamaan telapak kaki kanan dibuka dan tendangan harus ikut memutar pinggang. Kalau tendangan kelihatannya hanya dari bawah dan tidak ada tekanan, maka dicoba terus hingga dirasa betul *lap keringet*. 

Sesi latihan berlangsung selama 2 jam namun tidak kontinuity. Kira-kira setiap selesai "Jab-strike-jab-strike" diberikan kesempatan untuk minum dan beristirahat. Overall, kelas Muay Thai ini merupakan olahraga yang pasti saya akan ikuti kembali bahkan saya berencana untuk menjadi member-nya. Selamat datang pelatih-pelatih ala militer! :)


Ciao!

Kalau mau info selengkapnya tentang Muay Thai bisa dilihat disini yang akan membahas lengkap sejarah dan peristiwa seputar kick-boxing tersebut sampai penyebutan jurus-jurus dari bahasa Thailand.

Minggu, 04 November 2012

Review kuliner-an


courtesy: google image


                Haii lama nggak up date dateng-dateng saya mau bikin ulasan tentang pengisi perut, sebut saja makanan, hehehe. Ulasan ini bertempat di Jl. Teuku Nyak Arif No. 10 - Simprug Gallery alias arteri Pondok Indah kesanaan dikit ;p Namanya restoran Laut Sulawesi. Seperti yang terlihat dari segmentasi namanya, restoran ini menyajikan makanan laut yang diolah khas sulawesi yang memang terkenal dengan masakan seafood-nya yang bikin ketagihan. Suasana yang ditampilkan oleh restoran Laut Sulawesi adalah rumah makan besar seperti umumnya di Makassar dan dibagi dalam dua ruangan, untuk smoking dan non-smoking area.


My mom outside of AC room
             
                Untuk makanan pembuka, saya biasa memilih nama makanan daerah yang tidak biasa pada umumnya, dengan harapan semakin tidak biasa maka akan semakin seru. Jatuhlah pilihan saya kepada kata "Jalangkote" dan setelah pesanan saya itu datang, ternyata oh ternyata, yang datang adalah pastel. Baiklah, tidak apa-apa.

Jalangkote @6000
Yang membedakan Jalangkote dengan pastel secara general adalah dalamnya diisi dengan sayuran tauge, sisanya sama yaitu potongan wortel, telur, daging cincang, dll. Dan yang pasti rasanya sangat spesial dengan kulit tepungnya yang lembut dan renyah dipadu dengan topping dalamnya. Makannya ditemani dengan saus sambal encer yang agak manis, it's worth to buy, apalagi kalau perut sudah keroncongan :)

                     Selanjutnya langsung ke makanan utama, saya dan keluarga yang pecinta daging ikan menjatuhkan pilihan kepada masakan ikan baronang rica-rica, ikan kuwe panggang saus kecap, kerang bambu saus tiram dan sayurnya cah kangkung bumbu tauco.

Ikan Baronang dengan bumbu rica-rica di dalamnya
harga: Rp 15.000/ons
Ikan Kuwe panggang saus kecap dengan sambal mangga yang segar
harga: Rp 13.500/ons
Kerang Bambu saus Tiram Rp 30.000
Cah Kangkung bumbu tauco bagi Anda penyuka rasa asam
Rp 17.500
                     Semuanya enak disantap dengan nasi putih. Untuk advice dari saya sebaiknya diberi pilihan menu nasi merah juga bagi penyantap makanan yang sedang diet atau sekedar menyukai beras merah yang kaya serat dan vitamin. Lauk juara untuk saya sih kerang bambunya yang terasa fresh dan kenyal di mulut. Satu lagi yang saya rekomendasikan adalah kepiting saus lada hitam yang saya bungkus untuk makan di rumah. Dagingnya tebal dan empuk dengan bumbu yang membuat mulut hangat dan bumbunya yang meresap hingga kedalam-dalam.. Anda bisa menikmatinya dengan harga Rp 30.000/ons dengan rata-rata berat satu kepiting yang ditawarkan adalah 8 ons.
                  Secara keseluruhan masakan dari restoran Laut Sulawesi membuat perut kenyang dan hati senang dengan harga yang ditawarkan. Untuk harga minumannya sendiri ditemukan lebih tinggi daripada harga pada rumah makan sejenisnya. seperti teh tawar panas yang dihargai 3000 rupiah yang mana biasanya dikasih gratis dan teh botol yang seharga 5000. Ada harga memang ada kualitas.