Rabu, 21 April 2010

The Other Side of Thinking

I am the most lucky girl in the world
Umurku 21 tahun dan mempunyai bayi berumur 5 bulan yang sedang lucu-lucunya
Tidak ada yang tidak menyukai anakku dan itu membuatku tersenyum bangga
Sudah aku lupakan bagaimana pada awalnya aku tidak pernah mengharapkannya
Yang paling penting sekarang dia sedang menatapku sambil tersenyum
Matanya yang berbentuk kancing besar hitam itu menatapku dalam-dalam hingga menyentuh jantungku
Dan aku percaya hidupku berhenti untuk sekejap
Aku sungguh beruntung memilikinya
Dan pikirkan aku memilikinya dalam keadaan yang berkecukupan didalam negeri yang damai
Bayangkan jika ia lahir dalam carut marut perang sehingga tangisannya akan berlomba-lomba dalam desingan peluru
Atau setidaknya tidak usah jauh ke timur tengah, di dalam negri sendiri masih banyak anak yang lahir dengan tidur beralaskan kardus dan berbantalkan sendal jepit
Aku adalah wanita yang paling beruntung
Aku mencintai suamiku dan sangat beruntung setiap malam bisa tidur sambil memeluknya
Aku telah melupakan bahwa ia pernah menghianati ikrar ijab kabulnya dengan menggoda wanita lain
Yang paling penting sekarang ia masih bisa kupeluk punggungnya dan aku wanita paling beruntung sedunia
Aku mempunyai banyak teman dan sahabat
Ada beberapa teman yang membicarakan hal buruk di belakangku, aku tahu
Ada beberapa sahabat yang berusaha menghancurkan hidupku, aku tahu
Bahkan ada seorang diantaranya yang pernah berciuman dengan suamiku, oh ya aku tahu
Tapi mereka pernah tertawa denganku, menangis bersamaku dan tidak ada yang lebih penting daripada itu
Aku masih bisa menyalami tangan ayah dan ibuku kapan pun aku mau
Aku sungguh beruntung mereka masih ada di dunia ini
Walaupun mereka menjadi saksi disaat aku menjadi pribadi yang jahat
Seperti mencuri uang-uang mereka, menabrakan mobil, drop out dari kuliah, hingga yang lain aku tidak mampu menyebutkannya
Namun aku beruntung sekarang mereka masih mau berada di sisiku
Menyemangatiku apalagi dalam keadaan kemarin dokter baru saja memvonisku mengidap kanker serviks
Diluar itu, organ-organ lain dari tubuhku masih berfungsi normal berkat asupan makanan yang rutin dan bergizi
Yang dengan mudah aku dapatkan
Itu adalah sebuah keberuntungan yang tidak terkira
Ya, aku adalah wanita paling beruntung sedunia

Kamis, 15 April 2010

The Best Thing of Being an Idle is

The best thing of being an idle is that you can sleep all the time you want, then nothing else.

Rabu, 14 April 2010

G U

Today is gonna be my last day of being internship at one of radio station in town. well, I could always imagine me writing the conclusion and counting lessons that has been thought from working there but never thought, this day, will really come =)
Much too say but little too explain, I guess, since it involved with like an emotional thing and, believe me, it is hard for me to make explanation when I'm in blue mood. Plus, right now I feel the hormones is up and down like a roller coaster too.
3 months. 12 weeks. 90 days (average) and hundreds of hour. All of them is great, something new, and I'm gonna miss.
Ada saatnya ketika gue pusing tujuh keliling dan mengacak-acak rambut hingga tambah keriting, stress sampe telat dateng bulan, dan berharap weekend cepat datang.
Namun ada juga saat-saat seperti merasa di rumah, kekeluargaan, rasa disayang, dan tempat menghabiskan waktu yang berkualitas, dan itu kebanyakan.

Senin, 12 April 2010

This is Not About My Real Life

Dia. Lelaki itu.
Dia pernah bersikap lunak padanya sementara perempuan itu hanya tersenyum basa-basi.
Dia pernah berusaha meraih pergelangan perempuan itu namun yang bisa ia raih hanya udara kosong.
Dia pernah mengorbankan waktunya hanya untuk menghabiskan waktu sebentar untuk perempuan itu. Tidak ada perasaan yang spesial ketika perempuan itu akhirnya mengiyakan.
Dia pernah merasa tertarik dan ingin menyelami lebih jauh tentang perempuan itu, tanpa merasa berusaha, perempuan itu memberi apa yang dapat ia berikan.

Kemudian disaat perempuan itu mulai merasa bahwa, dia, bisa memberikan sesuatu yang selama ini hilang, saat itu, dia, sedang berancang-ancang membalikan punggungnya untuk menjauhi perempuan itu.
Dia sudah membuat keputusan disaat perempuan itu ingin keputusan yang lain.
Perempuan itu pernah merasa rindu terhadapnya, dan beberapa kali meraba dadanya hanya untuk mengetahui rasa itu masih ada.

A Slight of Papa

Kenapa ya kalau saya mengutarakan salah satu kisah dari kehidupan yang saya tau ke bokap, ujung-ujungnya malah jadi bumerang. salah satu contoh dari kesekian kali adalah kemarin ketika di mobil, saya menceritakan karakter temen-temen saya yang terlalu pintar hingga akhirnya "keblinger" sendiri. maksudnya adalah beberapa dari mereka dengan pemikiran-pemikirannya yang dahsyat, jika tidak menjadi agnostic, mereka kemudian menjadi atheis, tidak mempercayai Tuhan, karena mereka berfikir selalu dengan rasional dan tidak mengerti apalagi mau untuk mengerti masalah yang ghaib. atau jika tidak menjadi keduanya, mereka malah masuk ke politheisme. oke, diluar masalah itu, yang mau saya utarakan adalah, ketika ayah saya mendengar masalah teman-teman saya ini, dia langsung berceloteh, marah. panjang lebar. katanya yang semua itu karena fondasi agamanya lemah dan sebetulnya semua nyata kalau mereka mau belajar.
diam-diam saya merasa kecewa. saya kecewa karena saya hanya bisa bungkam dan menyesalkan ayah saya yang kolot. seandainya bisa diajak berbagi fikiran, alih-alih menjadikan pembicaraan satu arah, dan beliau tidak perlu berbicara marah sebenarnya. dan coba lihat saya, apakah saya yang seperti hingga beliau harus "menggerendel" seolah-olah saya yang tidak percaya atau malah percaya dengan banyak Tuhan? Entahlah mungkin saya berharap terlalu banyak, karena yang saya harapkan adalah beliau merasa lega/senang karena anaknya "lurus-lurus aja".
itu kejadian kemarin. kejadian hari ini bermula dari cerita teman beliau yang mobilnya dirampok dengan modus dipepet motor dari samping dan mobil dari belakang. ketika teman beliau keluar dari mobilnya, entah untuk marah-marah atau hanya mengecek bagian yang terserempet, perampok-perampok pun langsung beraksi. mempreteli semua bajunya, memplester mulutnya (duh), melarikan mobilnya.
saya yang teringat modus-modus perampokan lain yang saya tau, saya utarakan semua. termasuk cerita terakhir yang baru-baru ini terjadi saya baca, yaitu ketika seorang wanita yang menaiki taksi dari Blok M menuju rumahnya di kota Wisata, Bogor, dirampok oleh sekawanan yang diduga besar supir taksi ini ikut terlibat. belasan juta pun habis dipreteli sambil perampok-perampok itu menodongkan senjata tajam.
Reaksi ayah saya bisa diduga, namun tetap tidak bisa dimengerti. mengoceh marah. memberi nasihat saya tidak boleh pulang malam lagi (yah, jadi kena imbasnya), menyuruh sering membaca Al quran, dan mengoceh lagi. marah lagi. sekali lagi saya dibuat diam padahal sedang asyik ingin sharing. sekali lagi saya kecewa.
Pada akhirnya sudah bisa ditebak untuk kedepannya saya jadi malas cerita-cerita.
saya sayang dengan ayah saya, dan beliau pun begitu. well maybe just keep it in nature. don't need to make conversation, don't need to tell, don't need to share. Just live the relation base on DNA similar.