Dalam bis yang gue naikin, gue selalu sebel sama pengamen yang dateng. Menurut gue kualitas suaranya sember, alias kaga ada yang mutu. Abisnya gue sebel karena itu akan mengganggu kesenangan gue yang sedang mendengarkan mp3. Gue memang selalu memasang mp3 di telinga ketika naik bis.
Pagi ini seperti hari-hari biasanya gue berangkat kantor, perbedaannya adalah pada saat gue berada dalam p76 arah senen. Yang pertama adalah mp3 gue rusak, yang kedua, gue bertemu dengan pengamen yang merubah cara pandang gue. Ada satu tim pengamen, terdiri dari 2 orang, cewek dan cowok. Lead vokalnya itu yang cewek. Yang cowok sebagai gitaris. Pada awal gitaris berambut gondrong sebawah telinga dan berjaket tebal merah meminta izin untuk bernyanyi pada penumpang dengan suara seraknya, gue udah bertekad untuk menghiraukannya dan fokus dengan "eat, pray, and love" yang sedang berada di pangkuan.
Cuma gue orangnya gampang banget teralihkan. Sang lead vokal mengambil tempat disamping gue, dan gue bergeser sedikit karena pantatnya terlalu dekat dengan wajah gue. Kemudian gue kembali mencoba untuk tekun membaca.
Nggak bisa. Suaranya yang keras memaksa gue untuk menutup novel dan mengalah.
Sesuatu yang ngga pernah gue duga sebelumnya adalah, gue akan menikmat alunan lagu yg mereka bawakan. Si lead vocal menyanyikan lagu BCL dengan baik. Lagu terbarunya BCL yang ada lirik "jika kau ingat aku juga ingat, dan rindu juga rasa" something like that. *by the way I hear that a lot because of my father put that to his RBT, don't know why dad, sigh
Oke balik lagi. Yap, gue mendengarkan lagu yang pengamen tersebut nyanyikan. Di luar dari suaranya yang ga pas-pasan, dia juga bisa membawakan nadanya dengan pas. *Or trie utami would say it maybe has to do with pitch control.
Lagu kedua adalah lagu kotak yang pelan-pelan saja. And the character of her sound kinda same with Kotak's style. Jadi it's worthed to listen their song once again.
Sampainya di pasar Jumat, sampai juga lagu kedua pada akhirnya dan mereka ternyata masih berencana bernyanyi lagi. Lagu ketiga bukan lagu pasaran, tentang rohani islam. But don't think of it as melancholy and sad song, malahan lumayan nge beat dan liriknya gue perhatiin juga ga yang melayu melas gitu, melainkan bagus, karena mendorong kita untuk bersyukur. Intinya begitu, untuk keseluruhannya gue dah lupa.
Ternyata lagu tersebut merupakan lagu penutup dan ketika sang wanita vokalis berjalan dengan kantong permennya, mengangsurkan pada penumpang, gue finally could seen herself clearly. Tampangnya bersih dan dia juga berdandan. Rapi dan ga berlebihan. Enak diliatlah.
Selepas mereka pergi, pikiran gue kosong sambil menyenandungkan lagu yang baru gue dengar yang dibawakan oleh dua pengamen tadi. Beberapa lama dengan pikiran yang kosong, kemudian gue tersadar kalo saat-saat tadi adalah saat gue ngerasa paling lama bisa ngga mikirin dia. And I think to myself, it's just nice.
Let's move on to another side of my life lately, semenjak kedatangannya dalam hidup gue which means like a month ago, selama sebulan itu pula bayangannya ga bisa lepas dari gue. Dan gue sangsi ketika gue tidur pun itu merupakan a-free-his-zone-on-my-mind karena ga jarang gue memimpikan dia.
Dibalik masalah selalu ada hikmahnya. Hikmah dari mp3 gue rusak adalah pikiran gue bisa lepas selama setengah jam dari bayangan dia, rasanya tenang dan sunyi. *iya, gue mikirnya sunyi. Dan hidup ga cuma tentang didengarkan, melainkan ada juga yang namanya mendengarkan.
memang beberapa 'pengamen' layak juga beneran jd penyanyi
BalasHapus:)