Puter2 senayan, hinggap dari mal yang ke arah pusat hingga yang ke selatan. Langkah kaki sudah letih untuk menapak namun hati masih tetap ingin menjejak. Tidak tahu harus kemana namun tahu persis yang ingin dituju. Dia. Entah itu bersama ceweknya atau sendiri. Asal melihat sosok kurusnya. Namun malam ini aku benar-benar seperti dihempaskan, jatuh, benar-benar hilang harapan.
Aku tahu disini aku yang biasa mengharapkan yang tidak biasa. Namun kebiasaanmu merayuku yang membuatku menginginkan. Entah sampai kapan aku harus terbiasa.
Mencoba menerima ini semua telah berakhir, tapi ga pernah bisa mengerti.
Maksud hati mau ketemu dia, kenapa malah ketemu dia? Mana kamu.
Tidak ada janji yang diingkari, hanya saja hati ini patah. Pada dasarnya aku bukan wanita yang lemah. Tapi sekarang aku parah.
Rasanya seperti kehilangan, padahal aku ngga pernah memiliki kamu. Tiba-tiba membenci waktu yang berjalan, dan takdir yang sengit. Aku ingin menyalahkanmu yang pergi terlalu cepat, tapi kamu bukannya datang padaku. Tapi aku juga tidak mau menyalahkan diriku yang menjejakan diri di ruangan itu, saat itu pikiranku hanya ingin mencari ilmu, jatuh cinta bukan rencanaku.
Percuma, semua percuma. Rasa marah ini juga percuma. Asa ini percuma. Bahkan harapan pun bs capek. Keinginan bisa malu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar